![]() |
Anggrek Pensil |
DDTS adalah singkatan dari Danau Dendam Tak Sudah. Nama danau ini memang terasa aneh, menyeramkan dan belum seakrab danau-danau besar, seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Danau Maninjau dan Danau Singkarak di Sumatera Barat dan Danau Ranau di Lampung.
Namun
pesona Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) di Bengkulu ini tidak kalah indah dan
eksotik. Memang, saat ini belum banyak wisatawan yang mengenal danau yang hanya
berjarak sekitar 6 km dari pusat Kota Bengkulu itu.
Menilik
dari namanya saja, Danau Dendam Tak Sudah sudah menyiratkan sebuah kisah tragis
di baliknya. Nama danau ini diyakini terkait dengan legenda sepasang muda-mudi.
Mereka mengikat janji sehidup semati, namun kisah asmara mereka tak kesampaian.
Dia dijodohkan dengan laki-laki lain, padahal benih-benih cinta di hati kedua
remaja ini tidak bisa dipisahkan lagi.
Lalu
kedua anak muda yang dimabuk asmara itu bunuh diri ke dalam danau. Konon sejak
itu di dalam danau terdapat dua ekor lintah besar, yang merupakan jelmaan
sepasang kekasih tersebut.
Di
masa Belanda, danau ini kemudian dibuat dam, agar lebih tertata dan tidak mudah
meluap serta memudahkan pembuatan jalan. Bukti-bukti dam itu bisa terlihat
hingga kini. Namun setelah merdeka pembangunan dam terbengkalai. Dam yang tak
selesai itu menginspirasikan warga setempat untuk menamainya menjadi Dam Tak
Sudah dan kata “Den” di depan kata “Dam” hanyalah merupakan “kerancuan” yang
sengaja ditimbulkan untuk menggelitik rasa ingin tahu.
Danau
seluas 37,50 hektare itu memiliki keunikan yang tidak dimiliki danau lainnya.
Di bawah Danau Dendam Tak Sudah, konon terdapat gunung berapi.
Danau
ini juga memiliki berbagai flora unik, yakni anggrek
Pensil (vanda hookeriana), yang diyakini hanya tumbuh di kawasan ini. Flora unik
yang lain adalah anggrek matahari, bakung, nipah, pulai, ambacang rawa,
terentang, plawi, brosong, gelam, pakis dan sikeduduk.
Panorama
di kawasan danau juga sangat indah. Sejauh mata memadang, pengunjung akan
dimanja lanskap Bukit Barisan yang membiru dan terlihat sayup-sayup di
kejauhan.
Di
seputar danau kini menjadi kawasan cagar alam karena menjadi plasma nuftah bagi
anggrek pensil. Juga ditemukan berbagai fauna seperti
kera ekor panjang, lutung, burung kutilang, babi hutan, ular phyton, siamang,
siput dan berbagai jenis ikan termasuk ikan langka seperti kebakung dan palau.
Perambahan
cagar alam telah mencapai 70 persen dari luas kawasan, terutama di sepanjang
kiri jalan air Sebakul-Desa Nakau. Perambahan ini telah mengancam kondisi fisik
kawasan serta sejumlah flora dan fauna yang kini mulai sulit ditemui.
Beruntung,
anggrek pensil yang merupakan flora unggulan Danau Dendam Tak Sudah, hingga
kini masih bisa dinikmati pengunjung. Anggrek dengan bunga putih dipadu warna
ungu dan bintik-bintik hitam, seperti dilansir Kapanlagi, selalu menjadi daya
tarik bagi wisatawan yang datang ke danau itu. Lutung dan kera ekor
panjang pun terkadang masih bisa terlihat bergelantungan di pohon-pohon. Namun
fauna lain, kini mulai jarang ditemui.
Kini
danau tersebut juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area).
Kawasan ini merupakan penyuplai sebagian besar air untuk petani di kota
Bengkulu serta penyimpan cadangan air tanah.
Cagar
Alam Dusun Besar tempat danau ini berada memiliki topografi wilayah 0-8 persen.
Ketinggian kawasan ini dari permukaan laut kurang lebih 15 meter.
Bentukan lahan dari batuan yang menyusun kawasan terdiri dari batuan neogin
(Pliosin dan Miosin).
Di
kawasan danau, pengunjung bisa menyaksikan pemandangan alam berupa permukaan
danau yang terlihat kemerahan ditimpa sang surya menjelang beranjak
keperaduannya. Atraksi matahari terbit disertai udara pagi yang bersih serta
semburat warna merah di permukaan danau menjelang malam sangat ideal bila
diabadikan dari lensa kamera.
Keasrian
danau serta lingkungan cagar alam yang luas merupakan potensi bagi wisatawan
minat khusus untuk melakukan pendidikan dan penelitian.
Di lokasi ini, pengunjung juga bisa berperahu dan menggunakan rakit ke seluruh
penjuru danau, dan memancing.
Beberapa
warga di seputar danau menyediakan pondok-pondok yang menawarkan berbagai jenis
makanan seperti jagung bakar dan kelapa muda. Beberapa
makanan khas Bengkulu seperti perut punai, lempuk dan kue tat juga bisa dibeli
di sekitar lokasi.
No comments:
Post a Comment