![]() |
Kain/Batik Besurek khas Bengkulu |
Indonesia memang memiliki keberagaman adat istiadat dan
budaya. Batik contohnya, hampir seluruh wilayah di Indonesia memilikinya. Tapi “lain padang lain pula belalangnya”,
ungkapan tersebut terasa pas jika berbicara batik. Palembang punya songket,
Jawa Barat punya piring selampat dan karang jahe, dan Bengkulu punya Kain
Besurek. Ayo kita simak dan kenali batik yang satu ini untuk menambah hasanah kita soal batik nusantara.
Kain besurek adalah salah satu kain batik hasil kerajinan
tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan secara turun temurun dari
generasi ke generasi.
Kain besurek merupakan hasil budaya masyarakat Melayu
Bengkulu, tapi pada motifnya terlihat pengaruh unsur-unsur kebudayaan Islam,
yaitu motifnya yang bernuansa kaligrafi Arab. Dalam perkembangan selanjutnya
motif-motif tersebut dimodifikasi dengan menambahkan raflesia, bunga kibut.
Kain
besurek merupakan kain khas Bengkulu. Artinya kain besurek ini dapat dijadikan
sebagai ciri atau identitas masyarakat Bengkulu. Motif asli atau dasar kain
besurek antara lain : 1) motif Kaligrafi Arab, Arti motif kaligrafi Arab
artinya motif pada kain besurek berupa tulisan Arab, 2) Kaligrafi Arab dan Rembulan, Motif rembulan dipadu dengan
kaligrafi Arab menggambarkan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, 3) Kaligrafi Arab dan
Kembang Melati, motif ini selain menunjukkan adanya pengaruh Islam (kaligrafi
Arab) juga menggambarkan kehidupan flora. Bunga melati adalati salah satu jenis
tanaman yang banyak terdapat serta digunakan di Bengkulu sejak dulu, 4)
Kaligrafi Arab dan Pohon Hayat dan Burung,
kain besurek dengan motif ini bisa dikatakan lebih berkembang dari
yang disebutkan sebelumnya, karena terdiri dari tiga jenis
motif/gambar.
Motif kain ini menggambarkan kehidupan flora, fauna, dan pengaruh
Islam, 5) Motif Kaligrafi Arab, Kembang
Cengkeh dan Kembang Cempaka. Motif ini menggambarkan kehidupan flora dan
fauna.Kembang cengkeh dan bunga cempaka adalah jenis tanaman yang banyak
terdapat di Bengkulu, 6) Kaligrafi Arab, Relung Paku dan Burung Punai. Motif
ini menggambarkan kehidupan flora dan fauna. Relung paku adalah jenis tanaman
yang banyak dijumpai di Bengkulu pada jaman dahulu. Oleh karena itu tanaman
inipun mengilhami para pengrajin kain besurek untuk melukisnya di atas kain.
Motif
dasar kain besurek yang merupakan hasil ciptaan nenek moyang daerah ini
haruslah tetap dipertahankan, karena ketujuh motif tersebut adalah inti
kekhasan kain besurek Bengkulu yang tak terdapat di daerah lain. Yang
membedakan dalam hal fungsi (penggunaan) adalah pada warnanya. Mempertahankan
kain besurek dengan motif asli merupakan hal yang penting.
Akan tetapi menciptakan
motif-motif baru juga tak kalah pentingnya. Penciptaan motif-motif baru dengan
warna-warna yang lebih beragam sangat dibutuhkan untuk lebih memasyarakatkan
kain besurek. Hal initersebut umumnya sudah dilakukan oleh sebagian besar
pengrajin kain besurek. Selain warna dan motif yang lebih variatif, penggunaan
kain besurek pun kini lebih luas, tak terbatas pada acara atau upacara adat
saja. Penggunaan di luar acara ini antara lain: untuk bahan pakaian (busana
resmi, seragam), kipas, taplak meja, dan sebagainya. Upaya tersebut
sangat baik untuk dilakukan, karena masyarakat kini menjadi lebih akrab dengan
kain besurek.
Selain itu, pemerintah
daerah berkewajiban untuk membina perajin batik untuk merubah sistem produksi batik
dari cara lama, beralih menggunakan teknologi modern, agar kualitas, kuantitas
dan harga batik dapat lebih bersaing dengan batik pabrikan luar daerah.
terima kasih informasinya, semoga Kain Besurek Bengkulu makin dikenal di luar
ReplyDelete