Festival Tabot di Bengkulu |
Budaya
Tabot pada awalnya datang ke Bengkulu dari Madras-Benggali India bagian
selatan, bersama-sama bangsa Inggris semasa pendudukannya di Bengkulu. Salah
satu pendatang tersebut adalah Ulama Syiah bernama Syeh Burhanuddin yang
kemudian lebih dikenal dengan nama Imam Senggolo.
Imam
Senggolo lah yang pertama kali memperkenalkan upacara Tabot kepada masyarakat
Bengkulu yang berada di sekitar kawasan Benteng Marlborough pada saat itu. Ritual
ini selanjutnya diwariskan kepada anak cucu keturunannya yang kemudian
diantaranya ada yang berasimilasi dengan orang Bengkulu.
Upacara Tabot adalah merupakan upacara berkabung Kaum Syi'ah untuk mengenang gugurnya Syaid Agung Hussein bin Ali bin Abi Thalib (cucu Nabi Muhammad SAW). Karena upacara ini sudah cukup lama tumbuh dan berkembang di sebagian masyarakat Kota Bengkulu.
Upacara Tabot adalah merupakan upacara berkabung Kaum Syi'ah untuk mengenang gugurnya Syaid Agung Hussein bin Ali bin Abi Thalib (cucu Nabi Muhammad SAW). Karena upacara ini sudah cukup lama tumbuh dan berkembang di sebagian masyarakat Kota Bengkulu.
Akhirnya Tabot dipandang sebagai upacara tradisional
orang Bengkulu. Baik dari kalangan kaum Sipai maupun oleh seluruh masyarakat
Melayu Bengkulu. Dengan demikian jadilah Upacara Tabot sebagai Upacara Tradisional
dari suku Melayu Bengkulu yang perayaannya dari tanggal 1 sampai dengan tanggal
10 Muharram.
Tabot berasal dari kata Arab yaitu Tabut, yang berarti Kotak Kayu atau Peti. Konon menurut kepercayaan kaum Bani Israil pada waktu itu bahwa bila Tabut ini muncul dan berada di tangan pemimpin mereka, akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Namun sebaliknya bila Tabut tersebut hilang maka akan dapat mendatangkan malapeta bagi mereka.
No comments:
Post a Comment