![]() |
Badik atau Badek |
Anda pernah mendengar Badik? Iya, Badik atau badek
adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar.
Badik bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan panjang mencapai sekitar
setengah meter. Seperti keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali
dihiasi dengan pamor.
Menurut
pandangan orang Bugis Makassar, setiap jenis badik memiliki kekuatan sakti
(gaib). Kekuatan ini dapat mempengaruhi kondisi, keadaan, dan proses kehidupan
pemiliknya. Sejalan dengan itu, terdapat kepercayaan bahwa badik juga mampu
menimbulkan ketenangan, kedamaian, kesejahteraan dan kemakmuran ataupun
kemelaratan, kemiskinan dan penderitaan bagi yang menyimpannya.
Sejak ratusan tahun silam, badik dipergunakan bukan hanya sebagai senjata untuk membela diri dan berburu tetapi juga sebagai identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan. Badik ini tidak hanya terkenal di daerah Makassar saja, tetapi juga terdapat di daerah Bugis dan Mandar dengan nama dan bentuk berbeda.
Secara umum
badik terdiri atas tiga bagian, yakni hulu (gagang) dan bilah (besi), serta
sebagai pelengkap adalah warangka atau sarung badik. Disamping itu, terdapat
pula pamor yang dipercaya dapat memengaruhi kehidupan pemiliknya. Dan ternyata
badik ada berbagai jenis, salah satunya adalah Badik Makassar memiliki kale
(bilah) yang pipih, battang (perut) buncit dan tajam serta cappa’ (ujung) yang
runcing. Badik yang berbentuk seperti ini disebut Badik Sari. Badik Sari
terdiri atas bagian pangulu (gagang badik), sumpa’ kale (tubuh badik) dan
banoang (sarung badik). Lain Makassar lain pula Bugis, di daerah ini badik
disebut dengan kawali, seperti Kawali Raja (Bone) dan Kawali Rangkong (Luwu).
Berdasarkan
informasi magis dari Makassar, bahwa bila dipercaya terdapat badik yang
mengandung kebaikan, demikian pun sebaliknya terdapat badik yang mengandung
kesialan. Kawali Lasukku Ja’na adalah badik yang dianggap amat buruk. Bagi
siapapun, Kawali Latemmewa merupakan badik yang sangat tidak baik, karena
dipercaya badik ini tidak dapat menjaga wibawa dan kehormatan pemiliknya.
Apapun kekuatan
sakti yang terkandung di dalam sebuah badik, badik tetaplah sebuah benda budaya
yang akan meningkatkan identitas diri seseorang, terutama bagi kaum lelaki.
Seperti kata orang Makassar mengenai badik “Teyai bura’ne punna tena ammallaki
badik” (Bukan seorang lelaki jika tidak memiliki badik), begitupun dengan kata
orang Bugis “Taniya ugi narekko de’na punnai kawali" (Bukan seorang Bugis
jika tidak memiliki badik). Sejak ratusan tahun silam, badik dipergunakan bukan
hanya sebagai senjata untuk membela diri dan berburu tetapi juga sebagai
identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan.
Tahu nggak? Ternyata badik ini tidak hanya terkenal di daerah Makassar saja, tetapi juga terdapat di daerah Bugis dan Mandar dengan nama dan bentuk berbeda. Secara umum badik terdiri atas tiga bagian, yakni hulu (gagang) dan bilah (besi), serta sebagai pelengkap adalah warangka atau sarung badik.
Menyoal
bahwa badik punya pamor dan dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, menurut
Saya berbalik kepada kita masing-masing, mau percaya silahkan dan tidak percaya
juga bukan dosa. Yang pasti, badik jaman dulu dan badik jaman sekarang sudah
jauh berbeda dari segi magisnya. Walau pun demikian badik adalah warisan budaya
bangsa. Jaga keberadaannya!
No comments:
Post a Comment