Hari ini tanggal 22 Desember 2011 kita memperingati Hari Ibu yang
dirayakan secara nasional. Dan ternyata hari Ibu dirayakan bukan saja di
Indonesia, di beberapa negara belahan dunia juga merayakan hari
tersebut yang dikenal dengan Mother’s Day. Walaupun ada
perbedaan hari seperti di Amerika dan Kanada merayakan Hari Ibu pada
hari Minggu di minggu kedua bulan Mei, namun maknanya tetap sama.
Sejarah mencatat bahwa peran wanita dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia dimulai dengan diadakannya kongres pertama
organisasi-organisasi wanita di Yogjakarta pada tanggal 22 Desember
1928. Kongres perempuan ini kini dikenal dengan nama Kongres Wanita
Indonesia. Organisasi perempuan sendiri sudah bermula sejak 1912 yang
terilhami oleh pejuang wanita nasional seperti M. Christina Tiahahu, Cut
Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai
Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.
Jadi jelas kongres perempuan ini bertujuan atau memiliki makna untuk
ikut mengambil bagian dalam pergerakan nasional. Saat ini Indonesia
sudah merdeka namun wanita selalu mengambil bagian dalam rangka
pembangunan nasional. Di susunan kabinet menteri sudah sering wanita
menduduki posisi menteri, bahkan menjadi presiden RI ke-5, yaitu
Megawati Soekarno Putri. Peran wanita dalam pemerintahan pusat maupun
daerah juga tidak dapat dipungkiri.
Di tengah keterbatasan wanita, ternyata wanita mampu untuk ikut
berpartisipasi dalam dominasi dunia pria di Indonesia. Kita sudah sering
melihat prestasi wanita dalam berbagai bidang seperti politik, sosial,
teknologi, maupun olah raga. Walaupun masih banyak orang yang
merendahkan kaum wanita namun mereka tetap dapat menunjukkan
eksistensinya dalam berbagai bidang. Jika demikian apakah kita pantas
untuk merendahkan martabat kaum wanita?
Terlepas dari peran serta wanita dalam berbagai bidang, hendaknya
kita memaknai Hari Ibu karena peran besarnya dalam melahirkan dan
merawat kita sehingga menjadi pribadi yang besar saat ini. Seringkali
kita melihat di samping pemimpin besar selalu ada wanita yang tangguh.
Baik sebagai istri maupun sebagai Ibu kita akan selalu melihat fenomena
ini di Dunia. Jadi kita hendaknya harus selalu menghormati kaum wanita
karena peran besar seorang Ibu yang tak dapat digantikan oleh kaum pria
yaitu melahirkan Anak. Tanpa beliau kita tidak ada di muka bumi ini.
Mario Teguh menyebutkan dalam Golden Ways, hanya dengan memikirkan
atau mengucapkan kata ibu maka kita langsung teringat dengan jasa Ibu
kita, membuat diri kita terenyuh dan berpikir apakah saya sudah berbuat
baik untuk membalas jasa besar Ibu kita? Jasa ibu sendiri tidak bisa
kita gantikan dalam kehidupan ini.
Sebagai anak maka patutlah bagi kita untuk mendengarkan nasehat
beliau dan merawat beliau kelak ketika sudah berumur. Sebagai seorang
suami maka hendaknya suami selalu menghormati pendapat istri dan tidak
menganggap rendah istrinya sehingga melakukan kekerasan rumah tangga
karena kelemahan wanita.
Marilah kita memaknai Hari Ibu ini dengan lebih menghormati jasa dan
peran wanita dalam hidup kita. Terima kasih Ibu atas pengorbananmu kami
bisa seperti sekarang ini, jasamu tidak akan bisa kami balas, mungkin
doa kami yang tulus ikhlas akan menerangkan perjalanan kisah hidupmu.
No comments:
Post a Comment